Pages

Subscribe:

About

Thanks for coming.

Labels

About Me

Pengikut

Kamis, 23 Februari 2012

IPTV (Internet Protocol of TV)


IPTV
      IPTV (Internet Protocol Television) adalah suatu sistem dimana layanan digital televise dikirimkan menggunakan Internet Protocol melalui jaringan infrastruktur diantaranya termasuk koneksi yang berkecepatan tinggi.
http://cybertech.cbn.net.id/UserFiles/Image/cybertech/Tech%20Info/techno_iptv.jpg
      Teknologi IPTV mendukung transmisi standar televisi program video melalui internet danInternet Protocol (IP). IPTV memungkin layanan televisi yang terintegrasi dengan layanan internet berkecepatan tinggi dan membagi koneksi dengan sesama pengguna.
      Syarat IPTV adalah internet yang berkecepatan tinggiyang menggunakan bandwidth (pita lebar) pada digital video. Sering jasa layanan ini menjalankan layanan dengan fasilitas video on demand. Sebagai tambahan terhadap layanan ini, termasuk pengadaan layanan internet seperti akses ke web dan Voice Over Internet Protocol (VoIP).
      Perlu diingat bahwa layanan IPTV tidak seperti program televisi biasa, jasa layanan ini dipancarkan melalui jaringan internet.
      Dengan berbasis flatform IP address, memiliki keuntungan sehingga membuat tampilan TV menjadi lebih interaktif. Sebagai contoh, program interaktif memudahkan kepada pengguna untuk mencari tayangan acara melalui titel atau nama pemeran film ataupun gambar di dalam gambar yang berfungsi sebagai pencarian channel tanpa harus khawatir ketinggalan acara yang sedang ditonton. Pengguna dapat memperhatikan status pemain film ketika sedang menonton acara permainan olah raga. Mereka juga dapat mengakses foto atau musik dari komputernya melalui televisi. Bahkan mereka juga dapat menyesuaikan tombol parental sehingga para anak-anak hanya dapat menonton film dokumentari tentang sekolah ketika para orang tua sedang tidak berada di rumah.
Karena IPTV membutuhkan transmisi data real-time dan menggunakan Internet Protocol,sehingga sensitif terhadap :
1.      Paket yang hilang dan terlambat jika koneksi IPTV tidak begitu cepat
2.      Kualitas gambar patah-patah atau hilang sama sekali jika aliran data tidak lancar
Permasalahan saat ini telah terbukti khususnya pada beberapa permasalahan ketika percobaan streaming IPTV melalui jaringan wireless. Peningkatan pada teknologi wirelesssaat ini baru pada tahap menyediakan peralatan untuk memecahkan masalah yang dihadapi.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiAbUCdKUnqBVfzm_Uwgw4DEek2yhG6XVUq9rvtCnlrEF9eW7emc-6T_YwWdqpUEE594HgWVNPmTyM_Q4dteaSPOqF5yjK1cPzKna0I6N0zR_19iLQBYYki_ymco4u-oEP6YOyWf_Xe4B8/s200/iptv_cable_satellite.jpg
Apa jadinya jika Teknologi Informasi dikawinkan dengan televisi? Siapa yang akan menjadi tuan rumah, komputer atau pesawat televisi? Jika komputer, maka siaran televisi nantinya bisa diakses melalui sebuah website. Namun, jika pesawat televisi yang jadi tuan rumah, maka gambar dan suara akan disalurkan melalui IP. Untuk jawaban yang terkahir, kita stilah IPTV

Secara sederhana, Internet Protocol Television (IPTV) adalah metode penyaluran gambar dan suara televisi melalui IP. IPTV merupakan sebuah sistem yang mampu menerima dan menampilkan sebuah video stream yang di-encode sebagai serangkaian paket berbasis IP.

      Proses penerimaan siaran televisi pada IPTV tidak berbeda dengan dua metode yang sudah dikenal sebelumnya, yakni menggunakan antena penerima sinyal dari pemancar untuk televisi konvensional, dan menggunakan kabel untuk televisi kabel. Perbedaannya terletak pada tipe data yang dikirimkan dari stasiun televisi ke rumah-rumah.
Pada IPTV, data yang dikirimkan oleh penyedia siaran televisi berupa paket-paket berbasis IP yang diterjemahkan oleh pesawat televisi pelanggan sebagai data gambar dan suara. 



Cara Kerja IPTV

      Decoder yang sudah tertancap di pesawat televisi dihubungkan dengan jalur Internet DSL di rumah-rumah. Alat ini bertanggung jawab menyatukan kembali paket-paket berbasis IP yang diterima dari penyedia siaran IPTV ke dalam bentuk video stream yang koheren, dan men-decode-nya menjadi gambar dan suara. 
      Tugas tersebut sebenarnya bisa digantikan oleh komputer. Namun, sangat jarang orang meletakkan komputer yang selalu menyala di samping pesawat televisi, bukan? Oleh karena itu, sebuah kotak decoder yang dinilai kecil dinilai masih lebih efisien ketimbang memaksa
komputer melakukan tugas tersebut. 

      Sebagian besar video dalam sistem IPTV di-encode dalam format MPEG-2, kendati format H.264 dan Windows Media juga memungkinkan. Video stream ini dipecah menjadi paket-paket berbasis IP dan dimasukkan ke dalam jaringan milik penyedia siaran IPTV (yang juga perusahaan telekomunikasi) tempat dimana data-data lain (voice dan data) berjalan.

      Lantas, bagaimana memperlakukan data video stream tersebut agar tidak tersendat sampai ke pesawat televisi pemirsa? Penyedia sistem IPTV menerapkan Quality of Service (QoS) yang memprioritaskan data video stream untuk mencegah terjadinya delay, atau terputusnya sinyal siaran IPTV. 

Stasiun Relay 


 Pelanggan biasanya tidak terhubung langsung dengan kantor pusat penyedia layanan siarn IPTV, melainkan melalui stasiun relay atau kantor cabang terdekat. Di kantor cabang inilah siaran yang berasal dari kantor pusat, dipadukan dengan local content, seperti channel televisi, iklan, serta video on demand (VoD). Di sini pula lah sebuah middleware IPTV ditempatkan.

Middleware IPTV merupakan sekumpulan software yang melayani otentikasi pelanggan, permintaan perubahan channel, tagihan, permintaan VoD, dan lain-lain. Seluaruh channel siaran IPTV dikirimkan kepada stasiun relay secara simultan, yang biasanya menimbulkan
efek leher botol di sana.

Leher botol ini disebabkan keterbatasan bandwidth DSL, yang tidak mampu mengantarkan semua channel video stream ke pelanggan dalam waktu yang bersamaan. Hal ini tidak terjadi pada televisi kabel, karena ketersediaan bandwidth kabel yang mencapai hingga 4,5 Gbps. Sementara ADSL2+ yang paling anyar, baru mampu menyediakan bandwidth pada kisaran
25 Mbps.

            Lantas, bagaimana cara stasiun relay mengirimkan ratusan channel siaran IPTV kepada pelanggan menggunakan jalur internet DSL? Stasiun relay hanya mengirimkan satu channel siaran IPTV dalam satu waktu. Ketika pelanggan mengganti channel dengan memencet tombol pada remote control misalnya, decoder tidak melakukan tuning seperti pada televisi konvensional dan kabel.

            Yang terjadi selanjutnya adalah decoder mengubah channel yang menggunakan IP Group Membership Protocol (IGMP) v2 untuk masuk ke dalam kelompok multicast baru. Ketika stasiun relay menerima pengubahan ini, middleware akan melakukan otentikasi ulang, apakah pelanggan yang bersangkutan memang berlangganan channel baru yang diinginkannya.

            Selanjutnya, middleware memerintahkan router yang ada di stasiun relay untuk menambahkan data pelanggan tersebut pada daftar distribusi channel. Dengan demikian, hanya sinyal yang diminta oleh pelanggan yang dikirimkan oleh stasiun relay ke pesawat televisi pelanggan. 

IPTV Network
           IPTV (Internet Protocol Television) adalah suatu sistem dimana layanan digital televisi dikirimkan menggunakan Internet Protocol melalui jaringan infrastruktur diantaranya termasuk koneksi yang berkecepatan tinggi. IPTV berdiri untuk TV Internet Protocol. Sebuah sistem IPTV digunakan dalam bisnis memungkinkan ratusan saluran TV dan video untuk dilihat pada jumlah yang tidak terbatas dari TV dan PC terhubung ke jaringan data yang ada.
Apa IPTV network ?
           IP/TV adalah suatu pengembangan baru  dalam software komunikasi client-server yang mem-broadcast video yang berkualitas tinggi (setara real time full motion video secara simultan ) ke user window melalui jaringan data yang ada sekarang.  Beberapa  feature yang  dimiliki oleh IP/TV ini adalah :
1.   IP/TV dapat menyiarkan secara live  atau prerecorded digital video program-program      pendidikan, komersial,dsb, serta dapat melakukan capturing dan transmisi program dari berbagai source.
2.   IP/TV dapat melakukan scheduling /penjadwalan program sesuai dengan kebutuhan antara pemilik informasi dan audience. Viewer dapat memilih program dari suatu listing yang akan dilihatnya.
3.   IP/TV dapat memberikan layanan yang ekonomis namun dengan tidak mengorbankan kualitas layanan. Ini karena teknologi bandwidth transmisi yang efisien, yaitu IP multicasting.
4.   IP/TV mendukung  format standard MPEG (Motion Picturre Experts Group) untuk memberikan high quality, full motion video. Feature ini merupakan tambahan terhadap  standard CODEC (compression/decompression) untuk menjamin kualitas gambar yang optimal sesuai dengan spesifikasi aplikasi dan bandwidth yang tersedia.
5.   Bila dibandingkan dengan metode tutorial yang konvensional, IP/TV lebih efisien karena tidak perlu  membayar instruktur, biaya print materi relatif lebih sedikit, tidak perlu menyewa ruang seminar khusus (karena IP/TV dapat diakses oleh setiap meja selama terkoneksi dalam satu LAN/WAN).

Pada dasarnya, IPTV memiliki 2 komponen:
Internet Protocol (IP)
           Menegaskan format paket dan skema alamat, karena hamper seluruh jaringan menggabungkan IP dengan protocol lebih canggih. Tergantung dari vendor, UPD (User Datagram Protocol) adalah protocol yang biasa dipakai. Protocol ini menghubungkan sumber data dan tujuan IP menghubungkan informasi dan memakai informasi ini dalam sebuah system. Tapi tidak ada pranala langsung anatara sumber dengan penerima informasi
Television (TV)
           Television adalah medium untuk berkomunikasi yang bekerja dengan menyampaikan gambar dan suara. Semua orang pasti tahu TV, tapi disini television lebih dikenal dengan layanan linera dan programming yang diinginkan (on demand).
           Bila keduanya digabungkan, maka IP + TV = IPTV, yaitu medium untuk komunikasi gambar dan suara yang berjalan dengan dan di dalam jaringan Internet Protocol. Jaringan IP dalam IPTV bukan jaringan IP public, tapi jaringan IP pribadi
Apa Saja Kegunaan IPTV?
            Pelanggan yang terhubung dengan penyelenggara IPTV akan dapat menikmati layanan-layanan sebagai berikut:
·         Linear/Pushed TV Broadcast
Siaran TV diterima langsung sesuai jadwal siaran dari penyelenggara siaran TV.



·         Pause TV
Pelanggan dapat melakukan “pause” pada program Live TV /Broadcast TV yang  sedang berlangsung untuk kemudian melakukan “rewind” dan menyaksikan kembali bagianprogram/siaran yang telah terlewati.
·         Time Shift TV
Pelanggan dapat menonton kembali tayangan suatu Program Live /Broadcast TV yang telah ditayangkan sampai seminggu sebelumnya. Tayangan tersebut dapat dipilih melalui EPG (Electronic Program Guide).
·         Interactive Program Guide
Interactive Program Guide adalah interface antara pelanggan dengan sistem dan konten IPTV dengan penampilan yang userfriendly,untuk layanan interaktif.

·         Pay per View
Acara siaran TV pada program-program spesial (misalnya film, WWF, Tinju,Sepakbola). Siaran ini akan ditampilkan pada pelanggan yang meminta sesuai jadwal tayangan.
·         Personal Video Recording
Pelanggan dapat merekam suatu program broadcast/live TV sesuai dengan jadwal program yang dapat ditampilkan melalui EPG.
·         Video on Demand
Pelanggan dapat memilih untuk menyaksikan suatu film tertentu dari beberapa pilihan konten film yang dapat diakses melalui EPG.
·         Public Services
Pelanggan dapat memilih program-program layanan masyarakat seperti “early warning information”, “proses pembuatan KTP, SIMdll”, “proses pembayaran pajak” dll.
·         Music on Demand
Pelanggan dapat memilih untuk menyaksikan/mendengarkan suatu musik/lagu tertentu dari beberapa pilihan konten lagu yang dapat diakses melalui EPG.
·         Headlines on Demand
Pelanggan dapat menyaksikan informasi News, Weather,Horoscope, pada portal IPTV. Informasi News ini akan ditampilkan secara regular menggunakan metode IP Multicasting.
·         Gaming
Konten game juga dapat ditampilkan melalui platform IPTV.
·         TV Web Browsing / Internet on TV
Memungkinkan pelanggan untuk melakukan browsing internet yang telah didefinisikan pada sebuah portal IPTV.
·         Interactive Advertising
Menampilkan interactive advertisement dengan “enhanced viewers experience” kepada target pelanggan. Juga merupakan tool bagi service provider untuk men-drive revenue.
·         T-Commerce
Pelanggan dapat berbelanja melalui tampilan katalog pada TV dengan metoda transaksi yang terjaga keamanannya.

Layanan Tambahan Lain yang diperoleh dari IPTV
Training Karyawan
            Pendidikan dan pelatihan karyawan strategi yang sangat vital bagi kesuksesan suatu
suatu perusahaan dan peningkatan keahlian karyawan untuk karir mereka. Pelatihan  yang biasanya dilakukan adalah dengan mengirimkan karyawan ke pusat-pusat training yang dapat menghabiskan anggaran yang cukup besar, belum lagi biaya akomodasi dan transportasi karyawan yang harus ditanggung oleh perusahaan selama mereka menjalani pelatihan.  Oleh karena itu  IP/TV dapat memberikan alternatif solusi, yaitu dapat memberikan pelatihan keahlian karyawan secara cepat dan kapan pun dibutuhkan (tanpa perlu waktu waktu perjalanan), tidak perlu memindahkan karyawan jauh dari tempat tugasnya, dan dapat menghemat budget untuk keperluan akomodasi dan travel karyawan selama pelatihan.
Distance learning
            IP/TV dapat digunakan sebagai media untuk melakukan pelatihan/pendidikan jarak jauh  (distance learning). IP/TV akan membawa semua informasi dalam suatu seminar  atau konferensi atau kegiatan perkuliahan langsung ke komputer audience dengan siaran langsung satelit, kabel atau via internet. Distance learning ini dapat juga digunakan oleh divisi-divisi perusahaan untuk saling mengirimkan informasi yang dibutuhkan oleh bagian/karyawan yang masih memerlukan pelatihan/bimbingan di lapangan. Bila dilihat dari kepentingan pendidikan, universitas dapat memberikan kuliah jarak jauh kepada para mahasiswanya dari manapun ia berasal, dan  kapan pun ia membutuhkan informasi itu. Feature IP/TV Question  Manager dapat digunakan viewer untuk bertanya secara langsung (online) kepada instruktur/pengajar  sehingga suasananya dapat berlangsung interaktif seperti di kelas.

Implementasi Layanan IPTV di Dunia
            Beberapa operator telekomunikasi kelas dunia telah melihat peluang dan telah mengimplimentasikan layanan IPTV ini sebagai salah satu bagian dalam bisnisnya. Sebut saja France Telecom, salah satu operator telekomunikasi terbesar di Eropa, yang menurut berita yang dipublikasikan di http://www.fierceiptv.com/ pada bulan November 2008 telah memiliki pelanggan sekitar 1.74 juta yang tersebar di seluruh Eropa antara lain di Perancis, Spanyol dan Polandia, meningkat sekitar 76% selama dua kwartal dibanding periode di tahun sebelumnya. Perusahaan yang masuk pasar dengan nama Orange TV ini saat ini juga aktif
berekspansi untuk membidik pelanggan di UK.
            Disamping itu operator IPTV lainnya adalah PCCW Ltd, yang berkantor pusat di Hongkong dan merupakan bagian dari HKT Group Holdings Limited (HKT). Perusahaan yang merupakan penyelenggara layanan telekomunikasi terbesar di Hongkong dan merupakan pemain bisnis kelas atas bidang ICT (Information and Communications Technologies) yang berbasis pada empat platforms yaitu fixed-line, broadband Internet access, TV dan mobile ini, telah menjalankan bisnis IPTV dan Quadruple Play solution sejak Agustus 2007. Perusahaan ini bahkan telah menandatangani MoU dengan Telkom dan Telkomvision untuk menyelenggarakan layanan bisnis berbasis IPTV di Indonesia pada
september 2008 lalu.

Keuntungan bagi masyarakat
Seperti yang sudah dibahas di bagian sebelumnya, dari segi teknologi mungkin bukan merupakan isu yang mengkhawatirkan, karena cepat atau lambat teknologi tersebut akan atau sudah masuk ke peradaban masyarakat kita. Apalagi di Indonesia sudah terdapat jaringan berbasis ADSL yang digelar oleh operator telekomunikasi terbesar di Indonesia PT Telkom, yang dikenal dengan nama Telkom Speedy, disamping jaringan FTTN (fiber to the Node), FTTB (fiber to the Building) dan FTTH (fiber to the home) yang sudah digelar luas oleh beberapa operator seperti XL, Biznet, Indosat, Lintas arta dll. Yang menjadi persoalan adalah apakah masyarakat kita sudah siap meghadapi perkembangan tersebut? Apakah kemajuan masyarakat kita sudah dapat sebanding dengan kemajuan teknologi
tersebut? Dan apakah teknologi tersebut bermanfaat bagi masyarakat?
           
                Memang akan menjadi ironi bila masyarakat kita belum siap, karena kita yang seharusnya dapat menguasai teknologi, justru akan menjadi dikuasai oleh teknologi. Seperti yang terjadi saat ini, dimana perkembangan teknologi komunikasi seluler begitu merambah masyarakat kita, menohok sampai ke pelosok pedesaan. Kelihatan bahwa masyarakat kita belum siap, skala prioritas kebutuhan penggunaan HP seakan sudah mulai ditempatkan dalam skala yang tinggi, bahkan lebih tinggi dari kebutuhan akan sandang dan papan sekalipun. Itu yang dapat kita amati dari gaya hidup sebagian masyarakat kita baik di perkotaan dan pinggiran, dimana dengan penghasilan relatif masih rendah namun kemana-mana sudah menenteng HP keluaran terbaru dengan harga dan tingkat penggunaan
/ percakapan lumayan tinggi.

                Menghadapi perkembangan teknologi teknologi tersebut, masyarakat harus benar-benar siap agar tidak terjadi peningkatan kejahatan dan atau perilaku negatif lainnya di masyarakat akibat dampak perkembangan teknologi ini. Karena disamping siaran TV para pelanggan IPTV juga dapat menikmati internet, sehingga solusi layanan ini dapat mempengaruhi perilaku masyarakat luas.

                Banyak manfaat dapat diperoleh dengan adanya teknologi IPTV ini, antara lain masyarakat menjadi lebih berpeluang untuk mengakses informasi dengan mudah, aman, dan relatif murah. Mudah karena pelanggan dapat memperoleh layanan berbasis Quadruple Play dimana suara (VoIP), Video (film, snetron, TV dll), layanan data dan Broadband internet dalam satu operator, yang akan memudahkan dalam membayar biaya langganan dan jaminan after sales service nya. Aman karena pelanggan berada di jaringan yang tertutup dan khusus, yang hanya terhubung dengan pelanggan yang benar-benar dikenal oleh operatornya dan Relatif murah biaya langgananya bila dibandingkan dengan berlangganan layanan terpisah dari beberapa operator yang berbeda.

                Namun dalam hal ini peran pemerintah menjadi sangat strategis, untuk melakukan pengawasan dan pengamanan berkaitan dengan penggunaan teknologi informasi. Seperti yang telah dilakukan dalam penanggulangan Insiden Keamanan pada Infrastruktur Informasi Indonesia, dengan pembentukan team ID-SIRTII (Indonesia-Security Incident Response Team on Information Infrastructure), yang diketuai oleh DR. Richardus Eko Indrajit, salah satu pakar TI Indonesia, dan beranggotakan oleh beberapa tokoh yang sangat ahli dan berpengalaman di bidang TI, yang bertujuan untuk mengamankan dan melindungi infrastruktur TI demi kepentingan pemerintah, publik, pendidikan dan bisnis.

                Di bidang konten, sudah semestinya peran KPI (Komisi Penyiaran Indonesia) lebih tajam dan tegas, dalam mengawasi dan mengamankan industri penyiaran di Indonesia. Apalagi menjelang diimplementasikan IPTV yang berkonsekuensi pada berlipat gandanya jumlah siaran yang dapat dinikmati oleh masyarakat. Lebih-lebih dimungkinkannya solusi IPTV melalui TV bergerak (Mobile Television) yang memungkinkan masyarakat berinteraksi dengan televisi di manapun di sela-sela aktivitas sehari-hari. Dimungkinkan kerjasama yang lebih erat antara lembaga pengawas konten ini (KPI) dengan pengawas telekomunikasi (BRTI), karena sistim bisnisnya akan menjadi menyatu sehingga dibutuhkan lembaga pengawas yang kuat, berwibawa dan yang benar-benar menguasai bidang pekerjaaanya.

                Diperlukan standar kualitas yang baik dari segi kualitas signalnya, kualitas layanan, maupun kualitas isi siarannya. Peran pemerintah sebagai moderator, mediator dan regulator sangat dinantikan agar setiap adanya perkembangan teknologi dapat diminimalisasi dampak negatifnya terhadap masyarakat luas, disamping optimalisasi teknologinya agar semakin bermanfaat bagi masyarakat luas.


            Teknologi IPTV memungkinkan pemirsa berinteraksi dengan pesawat TV karena kita yang sebelumnya dianggap sebagai penonton, saat ini mulai dianggap sebagai “mitra” yang dikenal secara personal oleh penyelenggara siaran TV. Keberadaan, keinginan, kebutuhan dan rencana kita dapat dicatat, dijadwalkan dan kemudian dipenuhi dengan segera oleh operator IPTV tersebut. Kita dapat dianggap sebagai pribadi special yang memiliki keinginan khusus dan setiap saat dapat dilayani oleh stasiun penyelenggara siaran TV tersebut. Bahkan kita juga dapat melakukan koreksi, pooling, rating dan voting sampai dengan usulan perbaikan program yang kita tonton secara realtime, pada saat acara sedang berlangsung. Begitu tingginya tingkat personality nya memungkinkan IPTV ini menjadi pilihan menarik bagi para penikmat siaran TV di masa depan.

            Perkembangan teknologinya tidak lepas dari keberhasilan para insinyur dalam merekayasa signal audio dan video yang awalnya berformat analog (linear) menjadi format digital (non linear), yang dikenal dengan digitalisasi. Dalam proses ini dilakukan pemrosesan gambar video menjadi elemen-elemen gambar (picture element) dengan ukuran lebih kecil sebelum diproses lebih lanjut. Hal ini memungkinkan pengolahan gambar dengan lebih sempurna khususnya karena dapat dilakukan proses deteksi dan koreksi kesalahan (error detection and correction) bila terjadi kegagalan dalam proses pengolahan signal, untuk mengembalikan sinyal yang rusak ke bentuk aslinya.

            Tujuan Digitalisasi, tidak lain adalah untuk mendapatkan efisiensi dalam banyak hal antara lain efisiensi spectrum frequency, network transmission, transmission power dan consumption power. Disamping itu untuk meingkatkan kualitas dan stabilitas antara lain agar signal bebas interferensi, derau fading, resolusi menjadi lebih tajam, gambar dan suara lebih stabil dan dimungkinkannya recovery terhadap gangguan transmisi (Error correction).

            Saat ini beberapa bidang kehidupan sedang mengalami proses migrasi ke teknologi digital dengan tujuan untuk mendapatkan efisiensi dan optimalisasi. Antara lain digitalisasi bidang penyiaran dan digitalisasi bidang telekomunikasi. Dalam implementasinya ditandai dengan pemanfaatan Jaringan IP misalnya VoIP (Voice over IP) dan IPTV. Perubahan ini mempengaruhi pola penggunaan open protokol yang selama ini rawan gangguan, menjadi “Virtual Private” dan “Secured” sehingga semakin banyak dapat digunakan dalam berbagai aplikasi khusus misalanya perbankan, militer dan bisnis. Ditandai pula dengan meningkatnya tantangan pada QoS (Quality of Services), Interoperability, User mobility dan Network Management yang merupakan jantung dari keberhasilan system digital tersebut. Disamping itu di bidang regulasi juga ditandai dengan perubahan dari Fully Regulated (PSTN, TV Analog) menjadi Less Regulation (NGN, WiFi, WiMax, IPTV), yang mengharuskan pemerintah harus bertindak extra hati-hati dan bijaksana dalam menerapkan peraturannya.

            Rezim regulasi Terpisah yang selama bertahun-tahun belakangan ini dijadikan pegangan, cepat atau lambat akan berubah menjadi regulasi yang konvergensi / terpadu. Begitu pula cara penghitungan tarif yang selama ini dianut misalnya frequency based mulai berubah menjadi bit stream based. Hal ini juga ditandai dengan terjadinya migrasi Layanan menuju
Multimedia Broadband Service.
Jaringan Tertutup dan dan Aman

            Berbeda dengan Internet TV yang menggunakan jaringan internet publik yang bersifat terbuka, dimana setiap orang dapat menjadi bagian dari jaringan internet tersebut tanpa harus diketahui identitas oleh operatornya, IPTV merupakan solusi layanan pengiriman audio, video dan data melalui IP yang bersifat tertutup (closed circuit) dan proprietary (kepemilikan khusus) dan memiliki kemampuan mengirimkan chanel-chanel layanan audio video dan data yang bersifat secured (aman) sebagaimana yang terjadi di layanan cable TV saat ini. Hanya pelanggan yang terdaftar saja yang dapat menikmati layanannya. Distribusi konten pada IPTV ini dikontrol oleh operatornya dengan sangat ketat.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh7nf_00EtYWQUAcDMG53fOyoljF6ptQOOEnPomQX9Q3-Tpzr52iIHum1t79IxGD02_LXzGrfnNvh6cS2vFtfs6XgwolyRehAxeYAxxIvSS-yp6ZVWSSFCyYRg68sqBNZMync3wZMHFEAHu/s320/IPTV+Diagram.jpg
            Layanan IPTV merupakan layanan yang bersifat inherently resource–intensive, yang memiliki fluktuasi kebutuhan (bandwidth) yang relatif tidak dapat diprediksi dan dalam suatu saat dapat memiliki tingkat concurrency (permintaan program secara bersamaan) yang tinggi. Service provider harus melakukan beberapa asumsi dalam menjalankan layanan, agar tetap dapat menjaga kepuasan pelanggannya. Asumsi tersebut antara lain VOD (Video on Demand) / Unicast Concurrency yaitu karena VOD memiliki direct effect terhadap jumlah traffic yang terjadi pada jaringan transmisi, kenaikan 10% pada VOD misalnya akan mengakibatkan traffic unicast video naik sekitar 20%. Dalam hal ini VOD menjadi major variable pada perencanaan jaringan dan reliable service delivery.

            Asumsi lainnya adalah Broadcast Channel Concurrency yaitu jumlah broadcast channel yang ditonton oleh pelanggan akan sebanding dan mempengaruhi multicast replication pada jaringan. Asumsi HD Content Growth yaitu pertumbuhan jumlah content HD akan dapat menjadi indikasi deferentiation layanannya. Disamping itu asumsi lainnya adalah STB Proliferation, dimana jumlah STB per household dan beberapa features seperti multi channel viewing for PiP dan multi-angle viewing menjadi faktor yang dapat meningkatkan kebutuhan bandwidth. Network-based intelligence dan quality of service (QOS) mechanism seperti hierachical QOS (H-QOS) sangat diperlukan untuk mengantisipasi dynamic real-time traffic change, yaitu perubahan lalulintas aliran data yang dapat berubah setiap saat. Untuk itulah diperlukan fasilitas QoS yang sangat ketat. Dalam aplikasinya, layanan IPTV ini merupakan geographically-bound approach yaitu dibutuhkan pendekatan regulasi khusus yang bersifat geografis, dan diperlukan regulasi dan kebijakan bersifat lokal.

            IPTV menjadi menarik karena memiliki beberapa kelebihan yang tidak dimiliki layanan  lainnya. Beberapa feature menarik antara lain Personalized e-commerce yang memungkinkan pengiklan (penjual), pelanggan (calon pembeli) dan operator (penyedia layanan iklan) dapat berinteraksi secara personal, terbuka dan relatif tidak terbatas berkenaan dengan product yang ditawarkan dan diperjualbelikan. Feature ini memungkinkan diperolehnya more targeted advertising yang tidak diperoleh dalam layanan lainnya seperti Cable TV, DTH (Direct To The Home), Digital Terrestrial TV dan Mobile TV. Kelebihan lainnya adalah menurunnya peluang bagi theft dan piracy yang merupakan masalah klasik yang sulit dihindari khususnya untuk mengurangi kerugian finansial bagi produser dan content provider.

            Bagi pelanggan, feature personality dan interactivity merupakan faktor yang paling dominan, yang merupakan superiority layanan ini terhadap layanan multimedia lainnya. Sifat IPTV yang mampu melakukan "Push" dan "Pull" content memungkinkan pelanggan disamping dapat menikmati program yang sedang disiarkan oleh operator, juga dapat memesan video, musik kesayangannya dan layanan aplikasi khusus lainnya kapan saja setiap saat yang diinginkan, bahkan jauh hari sebelum hari H, kita sudah dapat memprogram keinginan kita untuk memperoleh layanan spesial dari sang operator. Dan bila layanan tersebut kurang memuaskan, maka secara pribadi kita bisa memberi saran, kritikan atau masukan kepada operator yang dengan mudah dapat memenuhinya sesuai keinginan tersebut, hal itu dimungkinkan antara lain karena adanya feature polling, rating dan vote dalam program layanan yang diberikan.

            Paling tidak dikenal dua jenis layanan IPTV yaitu SD (standar definision) dan HD (high definision). SD-IPTV menggunakan video compression berbasis MPEG-2, MPEG-4 Pt.10, H.264 AVC (advanced Video Coding) atau VC-1. Data rates yang diperlukan berkisar 1 – 2 Mbps, sehingga dapat disalurkan menggunakan jaringan ADSL (Asymetric Digital Subscriber Line), ADSL2, FTTP (fiber to the home) dengan feature BPON / GPON (Broadband / Gigabit Passive Optical Networks). Sementara itu HD-IPTV juga menggunakan video compression berbasis MPEG-2, MPEG-4 Pt.10, H.264 AVC atau VC-1, memerlukan data rates relatif lebih tinggi yaitu antara 8 – 20 Mbps, sehingga hanya dapat disalurkan menggunakan ADSL2+ atau VDSL2 (Very High Data Rate Digital Subscriber Line) dan FTTP dengan fasilitas BPON/GPON.

Kesiapan masyarakat

            Seperti yang sudah dibahas di bagian sebelumnya, dari segi teknologi mungkin bukan merupakan isu yang mengkhawatirkan, karena cepat atau lambat teknologi tersebut akan atau sudah masuk ke peradaban masyarakat kita. Apalagi di Indonesia sudah terdapat jaringan berbasis ADSL yang digelar oleh PT Telkom, yang dikenal dengan nama Telkom Speedy, disamping FTTH yang sudah digelar luas oleh beberapa operator seperti XL, Biznet, Indosat, Lintas arta dll. Yang menjadi persoalan adalah apakah masyarakat kita sudah siap meghadapi perkembangan tersebut? Apakah kemajuan masyarakat kita sudah dapat sebanding dengan
kemajuan teknologi tersebut?

            Memang akan menjadi ironi bila masyarakat kita belum siap, karena kita yang seharusnya dapat menguasai teknologi, justru akan menjadi dikuasai oleh teknologi. Seperti yang terjadi saat ini, dimana perkembangan teknologi komunikasi seluler begitu merambah masyarakat kita, menohok sampai ke pelosok pedesaan. Kelihatan bahwa masyarakat kita belum siap, skala prioritas kebutuhan penggunaan HP seakan sudah mulai ditempatkan dalam skala yang tinggi, bahkan lebih tinggi dari kebutuhan akan sandang dan papan sekalipun. Itu yang dapat kita amati dari gaya hidup sebagian masyarakat kita baik di perkotaan dan pinggiran, dimana dengan penghasilan relatif masih rendah namun kemana-mana sudah menenteng HP keluaran terbaru dengan harga dan tingkat penggunaan / percakapan lumayan tinggi.

            Menghadapi perkembangan teknologi teknologi tersebut, masyarakat harus benar-benar siap agar tidak terjadi peningkatan kejahatan dan atau perilaku negatif lainnya di masyarakat akibat dampak perkembangan teknologi ini. Karena disamping siaran TV para pelanggan IPTV juga dapat menikmati internet, sehingga solusi layanan ini dapat
mempengaruhi perilaku masyarakat luas.

            Dalam hal ini peran pemerintah menjadi sangat strategis, untuk melakukan pengawasan dan pengamanan berkaitan dengan penggunaan teknologi informasi. Seperti yang sedang dilakukan pemerintah (Depkominfo) dalam menyiapkan instrumen regulasinya, yang bertujuan untuk mengamankan dan melindungi kepentingan publik dalam menyelenggarakan layanan bisnis berbasis ICT ini. Dalam bebrbagai diskusi disampaikan bahwa pemerintah telah berencana untuk mematok, agar untuk bisa menjadi operator IPTV paling tidak harus memiliki 3 ijin sekaligus, yaitu ijin LPB (Lembaga Penyiaran Berlangganan), ISP (Internet Service Provider) dan Jartaplok (Jaringan Tetap Lokal).

            Hal ini seperti yang juga telah dilakukan dalam penanggulangan Insiden Keamanan pada Infrastruktur Informasi Indonesia, dengan pembentukan team ID-SIRTII (Indonesia-Security Incident Response Team on Information Infrastructure), yang diketuai oleh DR. Richardus Eko Indrajit, salah satu pakar TI Indonesia, dan beranggotakan oleh beberapa tokoh yang sangat ahli dan berpengalaman di bidang TI, yang bertujuan untuk mengamankan dan melindungi infrastruktur TI demi kepentingan publik, pemerintah, pendidikan dan bisnis.

            Di bidang konten, sudah semestinya peran KPI (Komisi Penyiaran Indonesia) lebih tajam dan  tegas, dalam mengawasi dan mengamankan industry penyiaran di Indonesia. Apalagi menjelang diimplementasikan IPTV yang berkonsekuensi pada berlipat gandanya jumlah siaran yang dapat dinikmati oleh masyarakat. Lebih-lebih dimungkinkannya solusi IPTV melalui TV bergerak (Mobile Television) yang memungkinkan masyarakat berinteraksi dengan televisi di manapun di sela-sela aktivitas sehari-hari.

            Jadi QoS bisa bermakna multi dimensi, baik dari segi kualitas signalnya, kualitas layanan, maupun kualitas isi siarannya. Peran pemerintah sebagai moderator, mediator dan regulator sangat dinantikan agar setiap adanya perkembangan teknologi dapat diminimalisasi dampak negatifnya terhadap masyarakat luas.

Kekurangan dan Kelebihan IPTV
Kekurangan IPTV

            Dalam perkembangannya, IPTV yang semakin marak diperbincangkan masih saja ada kekurangan/kelemahannya. Karena bergantung dengan jaringan internet kualitas siaran bisa menurun, seperti gambar siaran yang terputus-putus karena kualitas jaringan yang kurang baik.

            Tetapi dengan berbagai macam layanan IPTV serta semakin berkembangnya teknologi, bukan tidak mungkin dimasa mendatang IPTV menggantikan Siaran Televisi yang ada
sekarangini.                                    
KelebihanIPTV:
            Salah satu kelebihannya adalah penyatuan system transmisi televisi dan IP sekaligus yang menggunakan infrastruktur IP tanpa harus investasi tambahan untuk area dan tower/hub transmisi, ijin frequency, engineer, perangkat transmisi dan lain sebagainya. Berikutnya jaringan IP memungkinkan untuk broadcast lebih banyak fungsi dan content (siaran).
Pada system transmisi televisi / jaringan satelit biasa, yang menggunakan technology video brodacast (dvb), semua content siaran) secara terus menerus dipancarkan kepada pemirsa, namun hanya satu content (siaran/channel) yang pada umumnya dilihat satu pemirsa dan mengganti channel bila menginginkan content yang lain.